Doc. Rayon
Julimu akan Ramai
Oleh: Saiful Zakariya
"Pendekar pena"
Dengan mudah orang mengenal namamu
Namun, tak satu pun raga
Yang mampu menggores
Lelah letih perjalananmu
Termasuk diriku
27 Juli 1933 adalah awal perjanjianmu dengan yang kuasa. Mahbub Djunaidi, namanya.
Merias kertas diambang batas
Terbujur kaku berdarah bening
Resahku menuntun ke surau
Hingga tanpa tikar do'aku menjadi ikrar
Aku yang merasa mengikuti langkahmu
Meski tak tau bagaimana sandang batinmu
Bahkan tak tahu bagaimana kisah perundagianmu
Berharap semoga aku lebih mengenalmu
Julimu tetap ramai
Meski sekilas hanya dalam gawai
Tetapi tulisanmu telah kami hayati.
Terima kasih, Mahbub Djunaidi.
Prahara Liwa
Oleh: Ifah
Terik matahari tiada bertopi
Melumuri sekujur bumi di siang berapi
Memutari adicita yang beranjak lansia
Dinista abdi pada ujung dinamika aksi
Berkibarlah Tuan, biarlah berkibar
Helai liwamu menembus Prahara
Berkibarlah Tuan, biarlah berkibar
Mendera pemuda yg mulai hilang ideologinya
Berkibarlah Tuan, biarlah berkibar
Helai liwamu tak pernah hilang perbawa
Biar hymnemu dilupa, sumpahmu dicuai, sejarahmu dilata, bahkan adicitamu diabai
Liwamu tak pernah rendah perkasa
Terimakasih tuan, telah kau torehkan tapal di persimpangan jalan
Namamu tak lelah dikenang.
*puisi merupakan persembahan Harlah Alm. Mahbub Junaidi dari kader PMII Rayon Abdurrahman Wahid angkatan 2018 (Aksara) dan 2017 (Lokajaya)
0 Komentar