Tangkapan layar Diskusi LKaP, Kamis (04/01/2024). (Dok. LKaP). |
Pmiigusdur.com - Lembaga Kajian dan Penerbitan (LKaP) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Abdurrahman Wahid Komisariat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menyelenggarakan Diskusi secara online melalui Google Meet, Kamis, (04/01/2024).
Acara yang mengusung tema “Revolusi Pendidikan: Memahami Pendidikan Gaya Bank dan Hadap Masalah Melalui Lensa Paulo Freire” tersebut, menghadirkan Demisioner Ketua Rayon periode 2010/2011, Ahmad Rouf sebagai pemateri.
Ahmad Rouf menekankan nilai diskusi dalam pengembangan diri, khususnya dalam meresapi pemikiran Paulo Freire.
"Diskusi menjadi kunci untuk memahami dan meresapi pemikiran tokoh besar, seperti Paulo Freire. Bagi para kader PMII, literasi menjadi kunci pengaruh yang signifikan di masyarakat," ujarnya.
Rouf juga menggambarkan perubahan paradigma belajar dari masa lalu hingga sekarang, serta bagaimana tujuan pendidikan saat ini lebih terfokus pada mencari pekerjaan.
"Pemikiran Paulo Freire menegaskan pentingnya mempertahankan kualitas pendidikan dalam menghadapi perubahan zaman," katanya.
Dalam konteks literasi, Rouf menyoroti bahwa literasi tidak hanya terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan menyusun ide dengan runtut dan jelas.
"Literasi mencakup keterampilan menyusun gagasan dengan baik, menjadi kunci untuk mengkomunikasikan ide secara efektif," tegasnya.
Menurut Rouf, mentor sangat diperlukan untuk mengembangkan ide.
"Meneladani pemikiran dan cara berpikir mentor adalah langkah penting dalam pengembangan diri. Adab-adab pendidikan nusantara yang mencakup disiplin, pembinaan akhlak, transfer ilmu, praktek, dan penjiwaan juga sangat penting," tuturnya.
Rouf menegaskan bahwa pemahaman terhadap ideologi PMII menjadi landasan bagi setiap kader, dan harus dipahami sejak awal perkuliahan.
"Ideologi PMII menekankan pada nasionalisme, religiusitas, serta paham Ahlisunnah Wal Jama'ah yang moderat," ungkapnya.
Dalam menggali pemikiran Paulo Freire, Rouf membahas kritik terhadap sistem pendidikan di Brazil.
"Sistem 'gaya bank' yang dipandang oleh Freire sebagai pendidikan yang hanya memperlakukan murid sebagai objek dan guru sebagai subjek yang kosong," jelasnya.
Lanjut Rouf, Ia juga membahas konsep pendidikan kritis ala Paulo Freire.
"Pendidikan kritis selalu melibatkan 'praktik kebebasan,' di mana pengetahuan sejati muncul melalui kegelisahan, ketidaksabaran, dan penyelidikan kritis," ungkapnya.
Terakhir, ia menyampaikan bahwa sistem pendidikan kala itu sama sekali tidak menguntungkan masyarakat yang kurang mampu.
"Menurut Freire, sistem pendidikan kala itu sama sekali tidak menguntungkan masyarakat yang kurang mampu. Pendidikan kala itu justru berfungsi sebagai instrumen penindasan oleh pemerintah. Oleh karena itu, sistem seperti ini harus dihapuskan serta digantikan menggunakan sistem pendidikan yang baru," pungkasnya.
Diskusi ini membuka mata para kader PMII terhadap urgensi menggali pemikiran Paulo Freire dalam merespons tantangan zaman dan menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, partisipatif, dan kritis. Oleh karena itu, para kader PMII perlu menghindari metode pendidikan "gaya bank."
Penulis: Agustin
0 Komentar