Semarang, pmiigusdur.com - Sabtu (28/6) PMII Abdurrahman Wahid Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan menyelenggarakan Pelantikan
Pengurus masa juang 2014-2015 dan Sarasehan. Acara yang dihadiri oleh pengurus rayon, senior
lintas generasi hingga Pengurus Cabang PMII Kota Semarang ini digelar di
Aula gedung Q FITK IAIN Walisongo dengan mengusung tema “Merangsang
kembali Gairah Pergerakan Mahasiswa”.
Pelantikan kepengurusan ini merupakan babak perjuangan baru bagi Ketua Rayon terpilih, M.Yulizar Farid Firdaus beserta jajarannya. “Pelantikan ini merupakan gerbang dalam menjalankan tampuk kepemimpinan”, ungkap Imam Syafi’i selaku Ketua Rayon domisioner. Ia juga menambahkan bahwa sudah selayaknya masa kepengurusan baru dengan semangat baru ini mampu menempa dan mengajak kader untuk terus berproses dalam PMII. “Sekali lagi, saya ucapkan selamat kepada pengurus PMII Gus Dur masa khidmat 2014/2015”, papar lelaki berperawakan tinggi ini di akhir sambutannya.
Menanggapi hal tersebut, M.Yulizar Farid Firdaus berharap di bawah tampuk kepemimpinan serta jajarannya nanti mampu mencetak dan melahirkan kader baru yang revolusioner. “Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak atas dukungannya”, tambahnya di sela-sela sambutan.
Selain itu, ucapan selamat juga terlontar dari pengurus Komisariat Walisongo yang diwakili oleh M.Ta’at Rifani. “Kepemimpinan ini adalah sebuah amanah yang harus diemban bersama-sama oleh Ketua Rayon terpilih beserta jajarannya”, tegasnya.
Lebih lanjut, sambutan disampaikan oleh M.Husni Mushonnifin selaku Pengurus Cabang PMII kota Semarang. Selain memberikan apresiasi, ia juga berpesan bahwa perjuangan ke depan tidaklah mudah dan bukan perjuangan yang bisa dianggap remeh. “Harapannya, PMII Gus Dur mampu mempertahankan jati diri. Sebab, jika jati diri hilang, maka sia-sialah perjuangan”, paparnya. Lebih jauh, ia juga mengungkapkan ada tiga komponen kunci yang harus dipegang kukuh dalam medan perjuangan, diantaranya intelektualitas, pengetahuan, dan militansi. “Tanpa ketiganya, akan melahirkan gerakan yang mandul”, tambah pria yang akrab disapa Bojes.
Suasana menjadi semakin sakral ketika segenap pengurus Rayon Gus Dur masa khidmat 2014/2015 dipersilakan menaiki panggung kehormatan untuk dilantik oleh Pengurus Cabang PMII kota Semarang dan melaksanakan ikrar kesediaan untuk berjuang di PMII. Selain itu, ditambah dengan serah jabatan dari Ketua Rayon domisioner kepada Ketua Rayon terpilih.
Seusai pelantikan pengurus, acara dilanjutkan dengan Sarasehan. M.Risha Islami dan Ahmad Rouf, senior PMII didaulat menjadi narasumber pada sarasehan tersebut.
Pemaparan pertama disampaikan oleh Ahmad Rouf yang saat ini tergabung dalam tim riset Institure Culture and Education Studies (ICES) Semarang. Ia memetakan medan juang yang harus dilalui oleh kepengurusan baru ini, diantaranya :
1.Internal
Terkait dengan kondisi internal di dalam kepengurusan. Hubungan antar pengurus, pengurus dengan kader, ataupun pengurus dengan senior.
2. Eksternal
Medan juang ini menyangkut ranah harmonisasi PMII Gus Dur dengan instansi-instansi di luar PMII, seperti BEM, HMJ, dan UKM
3.Kaderisasi
Medan juang ini bertautan dengan tradisi untuk memupuk kader supaya terus berproses dan tetap dalam koridor PMII. Kalau dalam bahasa agamanya “Al-Muhafadzatu ‘alal Qodimis Sholih Wal Akhdzu bil jadidil Ashlah”.
4.Pendanaan
Pendanaan ini merupakan sektor ekonomi yang mampu menopang gerakan. Hal ini dapat diperoleh dari kemandirian usaha, iuran rutin anggota, serta “sowan” ke senior.
Pemaparan kedua disampaikan oleh M.Risha Islami. Ia menyatakan bahwa modal utama dalam dunia pergerakan adalah semangat. Selanjutnya, kapasitas, dan dapat ditempa sambil jalan. Yang tak kalah pentingnya kemudian adalah loyalitas. Selain itu, jangan lupa bahwa ada tantangan besar yang menghadang, yaitu intelektualitas, kaderisasi, dan manajemen organisasi.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa PMII ini adalah lembaga kultural. Harapannya, pengurus baru dapat menjaga kultur yang sudah tertanam dan mendarah daging pada jiwa PMII Gus Dur ini. Sebab, lembaga tanpa kultur itu omong kosong.
Pelantikan pengurus dan sarasehan ini diakhiri dengan evaluasi panitia dan rapat lanjutan guna membahas agenda ke depan.
Oleh : LKaP PMII Gus Dur
Pelantikan kepengurusan ini merupakan babak perjuangan baru bagi Ketua Rayon terpilih, M.Yulizar Farid Firdaus beserta jajarannya. “Pelantikan ini merupakan gerbang dalam menjalankan tampuk kepemimpinan”, ungkap Imam Syafi’i selaku Ketua Rayon domisioner. Ia juga menambahkan bahwa sudah selayaknya masa kepengurusan baru dengan semangat baru ini mampu menempa dan mengajak kader untuk terus berproses dalam PMII. “Sekali lagi, saya ucapkan selamat kepada pengurus PMII Gus Dur masa khidmat 2014/2015”, papar lelaki berperawakan tinggi ini di akhir sambutannya.
Menanggapi hal tersebut, M.Yulizar Farid Firdaus berharap di bawah tampuk kepemimpinan serta jajarannya nanti mampu mencetak dan melahirkan kader baru yang revolusioner. “Terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak atas dukungannya”, tambahnya di sela-sela sambutan.
Selain itu, ucapan selamat juga terlontar dari pengurus Komisariat Walisongo yang diwakili oleh M.Ta’at Rifani. “Kepemimpinan ini adalah sebuah amanah yang harus diemban bersama-sama oleh Ketua Rayon terpilih beserta jajarannya”, tegasnya.
Lebih lanjut, sambutan disampaikan oleh M.Husni Mushonnifin selaku Pengurus Cabang PMII kota Semarang. Selain memberikan apresiasi, ia juga berpesan bahwa perjuangan ke depan tidaklah mudah dan bukan perjuangan yang bisa dianggap remeh. “Harapannya, PMII Gus Dur mampu mempertahankan jati diri. Sebab, jika jati diri hilang, maka sia-sialah perjuangan”, paparnya. Lebih jauh, ia juga mengungkapkan ada tiga komponen kunci yang harus dipegang kukuh dalam medan perjuangan, diantaranya intelektualitas, pengetahuan, dan militansi. “Tanpa ketiganya, akan melahirkan gerakan yang mandul”, tambah pria yang akrab disapa Bojes.
Suasana menjadi semakin sakral ketika segenap pengurus Rayon Gus Dur masa khidmat 2014/2015 dipersilakan menaiki panggung kehormatan untuk dilantik oleh Pengurus Cabang PMII kota Semarang dan melaksanakan ikrar kesediaan untuk berjuang di PMII. Selain itu, ditambah dengan serah jabatan dari Ketua Rayon domisioner kepada Ketua Rayon terpilih.
Seusai pelantikan pengurus, acara dilanjutkan dengan Sarasehan. M.Risha Islami dan Ahmad Rouf, senior PMII didaulat menjadi narasumber pada sarasehan tersebut.
Pemaparan pertama disampaikan oleh Ahmad Rouf yang saat ini tergabung dalam tim riset Institure Culture and Education Studies (ICES) Semarang. Ia memetakan medan juang yang harus dilalui oleh kepengurusan baru ini, diantaranya :
1.Internal
Terkait dengan kondisi internal di dalam kepengurusan. Hubungan antar pengurus, pengurus dengan kader, ataupun pengurus dengan senior.
2. Eksternal
Medan juang ini menyangkut ranah harmonisasi PMII Gus Dur dengan instansi-instansi di luar PMII, seperti BEM, HMJ, dan UKM
3.Kaderisasi
Medan juang ini bertautan dengan tradisi untuk memupuk kader supaya terus berproses dan tetap dalam koridor PMII. Kalau dalam bahasa agamanya “Al-Muhafadzatu ‘alal Qodimis Sholih Wal Akhdzu bil jadidil Ashlah”.
4.Pendanaan
Pendanaan ini merupakan sektor ekonomi yang mampu menopang gerakan. Hal ini dapat diperoleh dari kemandirian usaha, iuran rutin anggota, serta “sowan” ke senior.
Pemaparan kedua disampaikan oleh M.Risha Islami. Ia menyatakan bahwa modal utama dalam dunia pergerakan adalah semangat. Selanjutnya, kapasitas, dan dapat ditempa sambil jalan. Yang tak kalah pentingnya kemudian adalah loyalitas. Selain itu, jangan lupa bahwa ada tantangan besar yang menghadang, yaitu intelektualitas, kaderisasi, dan manajemen organisasi.
Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa PMII ini adalah lembaga kultural. Harapannya, pengurus baru dapat menjaga kultur yang sudah tertanam dan mendarah daging pada jiwa PMII Gus Dur ini. Sebab, lembaga tanpa kultur itu omong kosong.
Pelantikan pengurus dan sarasehan ini diakhiri dengan evaluasi panitia dan rapat lanjutan guna membahas agenda ke depan.
Oleh : LKaP PMII Gus Dur
0 Komentar