oleh: Bima Sakti
Jika
sahabat/i pernah membaca buku sejarah dunia ataupun buku bernuansa aliran kiri,
sahabat sedikit banyak akan menemukan nama seorang revolusioner sejati yang
selalu didambakan oleh para kaum proletar dan kaum pejuang revolusioner di
dunia semacam Fidel Castro, Mao Zedong dan Ho Chi Minh. Ya sahabat, dialah
Vladimir Ilyich Ulyanov atau sering dikenal dengan nama Lenin. Dia adalah
panutan yang menjadi patron gerakan revolusi di Rusia pada awal abad 20 yang
memiliki semangat tak kenal lelah dalam melancarkan tindakan-tindakan
revolusioner kala itu.
Ketika sang penulis disini mengemukakan
tentang tokoh pergerakan ini, adanya sebuah momen yang dirasa bertepatan dengan
kisah kesuksesan orang pertama yang mengukir sejarah revolusi pertama di dunia
ini yakni bulan oktober tahun 1917. Oktober
adalah bulan sejarah bagi negeri tirai besi itu, sebuah negara yang berada di
teritorial eropa timur. Ya sahabat, Rusia yang dulunya bernama Uni Soviet,
negara adidaya yang mampu menyaingi kedigdayaan negara super power
Amerika Serikat yang berada di sebelah bagian barat bumi. Dan ketika berbicara
mengenai Rusia kita tak akan lepas dengan julukan “Beruang Merah”.
Beruang telah dihubungkan dengan Rusia sejak lama,
paling tidak sejak abad ke-17. Beruang telah dimunculkan dalam kartun, artikel,
pertunjukan drama, mainan, dan sebagainya. Ia telah ditampilkan untuk
menggambarkan positif dan negatif tentang Rusia, namun sekarang beruang
dianggap sebagai simbol yang positif. Singkatnya, dahulu beruang digambarkan
sebagai hewan yang besar, lambat, dan kikuk, namun sekarang digambarkan sebagai
hewan yang kuat, cerdas, dan terhormat. Warna Merah dalam
perspektif penulis menggambarkan sebuah arti komunis, kita ketahui bahwa
partai-partai komunis di dunia memakai warna merah pada benderanya yang
menggambarkan sebagai simbol kebangkitan kaum proletar, tanda perlawanan dan
keberanian serta revolusioner sejati. Revolusioner sendiri dalam interpretasi
penulis adalah orang-orang yang berani dan gigih dalam memperjuangkan
tindakan-tindakan revolusi bagi kemaslahatan bersama.
Namun kali ini sang penulis akan membahas
mengenai seorang pejuang revolusi negeri dengan julukan beruang merah ini, Lenin.
Ada banyak hal menarik yang menurut sang penulis tentang orang yang memiliki
semangat memberontak yang tumbuh dari masa remaja ini, mulai dari semenjak masa
kuliah sampai dikejar-kejar para penguasa karena berbagai pemberontakan nya
sampai dia berhasil menjadi orang nomor satu di rusia setelah rezim Tsar
berhasil ditaklukkan.
Kisah Hidup Sang Pejuang
Vladimir Ilyich Ulyanov atau biasa dikenal
Lenin, lahir di kota Simbirk tahun 1870. Nama Lenin sendiri sebenarnya nama
samaran yang diambil dari sebuah sungai yang bernama Lena, di daerah Siberia
dan mulai dipakai tahun 1902. Ayahnya adalah guru fisika yang meninggal pada
tahun 1886. Ibunya juga seorang guru sekolah. Lenin memiliki 5 saudara, 1 diantaranya
meninggal, sedang Lenin bersama 4 saudaranya yang lain dibesarkan dalam suasana
penindasan yang kejam tahun 1890. Kakak
tertua Lenin, Alexander adalah seorang teroris. Ia terlibat dalam komplotan
pembunuhan Tzar Alexander III, dan di umur 19 tahun dia dihukum mati. Kesedihan
yang mendalam pun dirasakan Lenin, dua saudaranya yang lain juga sudah sering
terlibat dalam diskusi politik, dan akhirnya Lenin pun juga mengikuti dan saat
itu Lenin menentang metode Terorisme.
Pendidikan menengah atas Lenin, kepala
sekolah nya, Karensky menggambarkan Lenin sebagai sosok yang dibanggakan di
sekolah, “kehati-hatian nya yang tidak lazim bagi orang seumurnya. Pikiran-pikirannya
sistematis, tegas dan jelas dan kesederhanaannya dalam mengemukakan pendapat”.
Namun karena dia adalah adik dari seorang teroris dia hanya boleh diterima di
fakultas hukum di universitas lokal di Kazan tahun 1887. Ia membaca Das Kapital
karangan Karl Marx, dan ikut dalam lingkaran diskusi tentang Marxisme di Kazan.
Dia juga mempelajari politik ekonomi dan statistik, ia mempertanyakan
perbudakan di zaman rusia kuno, lembaga-lembaga, komune di desa-desa,
pengupahan yang berbeda, anggaran belanja rusia, hak netralitas dan hukum
internasional serta filsafat kebijakan.
Lenin dianggap orang yang cukup
mencurigakan, karena pergaulannya mengikuti diskusi-diskusi dengan orang-orang
yang notaben nya dibenci pemerintah, dia menjadi berkelakuan aneh. Pada 4
desember, ia menyerbu masuk ke ruang pertemuan di kampusnya, bersama Polyansky
dan pemimpin-pemimpin mahasiswa lain berteriak-teriak memasuki koridor lantai
dua, orang pun meyakini kelakuan Lenin bisa membuat orang percaya bahwa ia
memiliki kemampuan yang tinggi untuk melakukan demonstrasi yang menentang hukum
dan kriminal dalam segala bentuknya. Akhirnya ia dan beberapa mahasiswa lainnya
dikeluarkan dari universitas dan diasingkan lah dia di rumah keluarga ibunya
yang jauh di pedalaman rusia.
Hidup selanjutnya selalu dalam pengawasan
polisi, permohonan nya untuk masuk ke berbagai universitas pun selalu ditolak.
Tiga tahun kemudian ia diizinkan kuliah sebagai mahasiswa khusus (bukan
mahasiswa resmi) di universitas St Petersburg. Tahun 1891 dia dianugerahi
diploma kelas satu dalam bidang hukum dan lulus nomor satu dari 30 mahasiswa
lain. Tahun 1892, ia membuka kantor pengacara di kota Samara, tahun 1893 pindah
ke Moskow.
Gejolak Politik Menuju Revolusi
Setelah kepindahan nya ke moskow, ia mulai
masuk ke dalam kelompok intelektual Marxis, tahun 1894 ia menerbitkan
tulisannya yang berjudul “Bagaimanakah teman rakyat itu” dan hal tersebut
adalah sebuah bentuk kritik terhadap kaum Narodniks dan menjadi sebuah tawaran
bagi pendirian sebuah partai sosial demokrat di rusia. Namun Lenin tak puas dan
mendorong teman-temannya semasa kuliah untuk membangun kontak dengan massa
buruh yang lebih luas. Ia membuat pamflet-pamflet pemogokan buruh. Pada mei
1895 ia keluar negeri menemui Plekanov dan imigran lain untuk menyuplai
literatur ilegal untuk gerakan buruh di rusia dari luar negeri dan
mendiskusikan tentang pembentukan partai.
Langkah awal, didirikanlah liga untuk
perjuangan emansipasi bagi kelas buruh di
St Petersburg, berbagai propaganda sudah siap cetak, namun dia
bersama-sama tokoh lain di liga tersebut ditangkap oleh polisi, Lenin dipenjara
lebih dari 1 tahun. Selang beberapa waktu kemudian, ia pertama kali kembali
bertemu dengan calon istrinya Nakedza Konstantinova Krupskaya. Akhirnya Lenin
dijatuhi hukuman pengasingan selama 3 tahun di siberia. Dalam pengasingannya ia
menyelesaikan bukunya yang berjudul Perkembangan Kapitalisme di Rusia.
Tahun 1898 Lenin menikah dengan calon
istrinya Krupskaya, mantan guru, dan sudah aktif di dunia gerakan sebelum Lenin
datang di St Petersburg. Ia hidup dengan Lenin selama 18 tahun di pengasingan
dan 7 tahun ketika Lenin berhasil menjadi orang nomor satu di rusia. Dia adalah
teman, sekretaris sekaligus istri. Tahun 1900 ia dibebaskan, dan langsung kembali ke garis perjuangan, lalu ia pergi ke
swiss untuk menerbitkan berbagai agitasi dan
propaganda nya dan tetap disana menjadi anggota dewan editor.
Juli 1902 sampai agustus 1903, partai
sosial demokrasi mengadakan kongres di luar negeri dan pada saat Itu terjadi
perpecahan antara kaum Menshevik yang ingin mengubah rusia dengan jalan reformasi
dan kaum Bolshevik yang ingin mengubah rusia dengan jalan revolusi. Lenin pun menjadi pemimpin partai Bolshevik
yang independen. Tahun 1905 Lenin pulang ke St Petersburg dan hanya tampil
sedikit di muka publik untuk kegiatan revolusioner. Akhirnya tahun 1907 Lenin
berpindah ke finlandia karena dikejar-kejar polisi. Tahun 1909 Lenin berhasil
menyelesaikan tulisannya dimana pelarian yang berjudul Materialism and
Empirio-Critism. Pecahnya perang tahun 1914 membuat Lenin ditangkap di
austria, karena dituduh sebagai mata-mata rusia, namun akhirnya ia dibebaskan
setelah kaum sosial-demokrat austria menjelaskan bahwa mereka bukan kawan dari
Tzar.
Revolusi Rusia Oktober 1917
Pada Tahun 1917 bulan april, enam minggu
setelah meletusnya revolusi februari oleh kaum Menshevik, setelah kekuasaan
Tzar jatuh oleh kaum Menshevik yang dibantu oleh banyak masyarakat yang ada
dari buruh, petani dan tentara yang membelot dari pemerintahan. Kepemerintahan
Rusia diambil oleh kaum Kadet, namun dalam perjalanan nya kembali kaum Kadet
terlalu kaku dan takut serta tak mampu memimpin roda pemerintah. Dan akhirnya
dipimpin oleh kaum Menshevik yang dipimpin Karensky, salah satu cara untuk
mengembalikan kehormatan Rusia adalah dengan melakukan serangan terhadap Jerman,
namun hal tersebut menuai kegagalan dan lambat laun rakyat pun mulai kehilangan
kepercayaan terhadap kaum Menshevik.
Kekecewaan rakyat pada kaum Menshevik yang
tidak becus dalam menjalankan roda pemerintahan akhirnya dimanfaatkan kaum Bolshevik
untuk memberikan harapan-harapan baru bagi rakyat banyak. Dan inilah bibit
munculnya revolusi tahap dua, Revolusi Komunis, Oktober 1917. Lenin dibantu
sahabatnya Leon Trotsky menjadi aktor penting dalam sejarah perjalanan kaum Bolshevik
yang berpaham komunis. Kaum Bolshevik tak ingin melakukan kesalahan yang sama
dengan kaum Kadet dan Menshevik, mereka melakukan gerakan bawah tanah dan
membuat rencana yang terkoordinasi, terencana dan masif. Kaum Bolshevik juga
menyiapkan konsep pemerintahan dengan tentara yang sudah disiapkan pula. Selain
itu mereka juga melakukan agitasi dan propaganda anti borjuis. Dengan dibantu
petani dan buruh 25 oktober 1917 revolusi itu pun meletus. Revolusi ini menjadi
awal kepemerintahan rusia mulai tahun 1918. Bolshevik menyebut dirinya rusia
merah.
Rusia yang pada saat ditentukan menjadi Uni
soviet kala itu, memunculkan demokrasi soviet sebagai bentuk perlawanan
demokrasi liberal yang berkembang di barat. Revolusi Rusia juga berdampak pada
meluasnya paham Komunis di seluruh penjuru dunia dan hal tersebut juga sampai
di Indonesia. Revolusi Bolshevik adalah Revolusi kehendak menyatukan seluruh
massa yang tertindas menuju satu tujuan bersama untuk melawan rezim diktator. Aktor
utama dalam Revolusi Bolshevik merupakan kekuatan massa yang diorganisir
partai.
Ada beberapa kalangan yang menyangsikan
bahwa revolusi oktober di rusia bukanlah kehendak dan kekuatan massa. Mereka
menganggap itu tak lebih dari kudeta dengan konspirasi. Pandangan ini dari kaum
kapitalis yang sengaja ingin menyangsikan kemenangan rakyat di rusia. Mereka
juga menganggap bahwa revolusi Rusia Bolshevik melahirkan banyak pertumpahan
darah dan tak relevan lagi diterapkan. Bagi beberapa kalangan pandangan itu
terlalu berlebihan karena revolusi Bolshevik adalah kemenangan massa, buruh,
petani dan elemen lain yang ingin perubahan.
Tulisan ini didedikasikan untuk mengenang
bulan Oktober adalah bulan dimana orang pertama di dunia yang bernama Vladimir
Ilych Ulyanov alias Lenin yang berhasil melakukan Revolusi pertama di dunia.
*) Penulis adalah Pengurus LKaP PMII Rayon
Abdurrahman Wahid Komisariat Walisongo Semarang dan Sekjen SEMA-FITK UIN
Walisongo Semarang.
0 Komentar