Semarang, pmiigusdur.com- Ngaji
aswaja sebagai landasan amaliyah dan gerakan kader PMII menjadi topik utama
dalam rangkaian malam puncak harlah PMII ke 58 oleh Rayon Abdurrahman Wahid. Acara
yang berlangsung tadi malam (15/04) di depan gedung Dekanat FITK UIN Walisongo,
berjalan secara khidmat.
“Alhamdulillah,
kita mulai acara (Harlah PMII 58 red.) ini, dengan khataman Al-Qur'an mugi
berkah. Setelahnya pembacaan maulid dziba’ sebagai salam dan wasilah
kita kepada baginda Nabi Muhammad SAW”, ungkap Shohibul Allam selaku
koordinator biro sosial dan keagamaan.
Grup rebana Al Harakah dari PMII Abdurrahman Wahid sedang melantunkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW |
Selain
kader dan pengurus rayon, segenap alumni juga terlihat hadir dalam acara
tersebut. Mewakili jaringan alumni muda PMII Abdurrahman Wahid (JAM), Irhamudin
memotivasi kader-kader yang masih berproses. Ia berharap kader bisa
mengembangkan potensi yang mereka miliki melalui wadah-wadah yang ada di PMII.
Senada
dengan itu, ketua rayon Ahmad Nur Hakim mengatakan harlah ke 58 PMII harus
mampu menjadi semangat dan refleksi bersama kader-kader PMII. Lebih lanjut ia
mengungkapkan, “momen harlah ini, harus menjadi semangat kader PMII untuk
melangkah dan bergerak. Kader PMII sudah saatnya ikut serta berkonstribusi
dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia”, tuturnya.
Menjadi
puncaknya, Ustadz Muhammad Rikza Chamami, M.Si yang juga Dosen di UIN Walisongo,
mengisi ceramah terkait aswaja sebagai landasan amaliyah dan gerakan bagi kader
PMII. Beliau menyampaikan bahwa kader PMII sekarang jangan sampai meninggalkan
tradisi-tradisi yang menjadi amalan para salafus sholih. Dalam hal ini,
aswaja adalah manifestasi ke-Islam-an yang rahmatan lil alamin. Ini yang
membedakan kader PMII dari yang lainnya.
Ustadz M. Rikza Chamami menyampaikan ceramah terkait materi aswaja kepada kader PMII |
Di penghujung
acara, Ustadz M. Rikza Chamami memimpin do’a bersama dengan para peserta yang
hadir. Setelah itu, pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh ketua rayon, ketua JAM dan Ustadz
M. Rikza Chamami. (LKaP/Iant de April)
0 Komentar