Doc. Internet |
Mungkin sahabat tidak
akan asing mendengar cerita dan perjuangan Abdul Wahab Jaelani. Benar, beliau merupakan salah satu dari tiga belas tokoh
pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Indonesia.
Lelaki yang lahir dari
bumi pergerakan di Semarang, 21 November 1936 ini memiliki kepribadian yang
tegas dan jujur. Hal ini menjadi modalnya dalam menjalankan aktivitas dalam
organisasi dan kesehariannya. Selain mendapatkan gelar sebagai Sarjana Ekonomi
Akademi Koperasi (AKop), beliau juga mendapatkan gelar Sarjana Hukum di
Universitas Tujuh Belas Agustus (UNTAG) pada tahun 1985.
Pengalaman yang beliau terbilang
tidak sedikit, yaitu PMII PKC Jawa Tengah pada tahun 1968 ditemani oleh
Yusuf Ruhayat sebagai Sekretaris Umum serta H. Rifa’i sebagai Bendahara PKC
saat itu. Perjuangan tak berhenti di situ, ia pun pernah menjabat sebagai ketua
NU Cabang Semarang periode tahun 1985.
Perempuan berparas ayu bernama H. Qomariyah
yang dinikahi pada tahun 1969 pun mengakui kecakapannya dalam berorganisasi. Sehingga
mengantarkan Abdul Wahab Jaelani terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) Provinsi selama dua kali periode, yakni tahun 1978-1982 dan
1982-1987. Lelaki yang pernah menjadi anggota PWNU Mubarat itu pun dipercayai
kembali menjadi anggota DPR Kota Semarang masa bakti 1987-1992.
Kepribadiannya yang lugas, jujur, apa adanya
serta selalu menjalankan tugas sesuai dengan jalurnya ini patut kita contoh. Apalagi
sebagai kader PMII, sepatutnya itu menjadi teladan untuk kita dalam kehidupan
sehari-hari.
Selama menjabat menjadi anggota PWNU, program
yang menjadi unggulannya adalah diadakan nikah missal dan sunatan massal. Selain
itu ditengah- tengah kesibukan yang dijalankan, ia selalu menyempatkan untuk
melakukan ziarah ke makam orang tua serta Ki Soleh Darat. Ini menjadi salah satu
usaha untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Beliau meninggal pada hari Rabu, 21 Mei 1996 karena
penyakit jantung yang dideritanya. Dimakamkan di daerah Bargota, Jl. Wit Saleh,
Semarang. Semoga ditempatkan di sisi terindah di alam akhirat sana (Lahumul
Fatihah).
Oleh : Fatimatur Rohmah (Anggota Divisi Penerbitan LKaP)
0 Komentar